Dari data Worldometers, kasus corona di India kini tercatat 15.057.767. Ini menempatkan Negeri Bollywood di bawah posisi pertama, Amerika Serikat, yang memiliki 32.4040.454 kasus dan menggeser Brasil di posisi kedua dengan total 13.943.071 kasus.
Per Minggu (18/4/2021), India mencatat ada 275.306 tambahan kasus baru. Kematian baru tercatat sebanyak 1.625 kasus yang menjadikan total warga meninggal 178.793.
Dari tren mingguan, India menggeser AS dari posisi pertama dengan kasus terbanyak tujuh hari terakhir. Secara total kasusnya mencapai 1.532.388 dengan rata-rata 937.459 kasus per hari.
Ada kenaikan kasus hingga 63% dalam seminggu. Sementara angka kematian selama tujuh hari terakhir berjumlah 8.584.
"Orang-orang sangat terlena dengan bertindak seolah-olah virus itu telah hilang, yang sesungguhnya tidak masuk akal," kata seorang ahli urologi Dr K Senthil di Coimbatore Tamil Nadul, sebagaimana dikutip The Guardian, Senin (19/4/2021).
Ucapan Senthil bukan tanpa alasan. Ratusan orang di India, sudah melakukan sejumlah aktivitas laiknya normal, mulai dari menggelar pesta pernikahan besar, berdemonstrasi politik hingga acara keagamaan dengan mendatangkan jutaan orang, tanpa masker dan jarak sosial.
"Sekarang, kami mengalami gelombang infeksi virus corona yang jauh lebih buruk daripada yang pertama dan skala penyebarannya semakin buruk."
Hal buruk lainnya adalah munculnya berita bahwa mutasi corona juga terjadi di India dan menyebabkan varian baru corona B.1.617. Para dokter berbicara soal strain baru yang memuat Covid-19 menyebar lebih cepat di negeri itu.
Kali ini corona bahkan menyerang kaum muda dan anak-anak. Ini mendorong sistem perawatan India ke ambang kehancuran.
Sejumlah negara bagian bahkan memperketat pembatasan sosial di akhir pekan dalam upaya mengekang infeksi. Maharashtra, tempat pusat perfilman Mumbai berada melakukan lockdown (penguncian) pada akhir pekan sementara Dehli, ibu kota, memberlakukan jam malam.
Yang mengenaskan, mayat-mayat bertumpuk di luar rumah sakit pemerintah di Rainpur, negara bagian Chhattisgarh. Kremasi, karena banyaknya korban tewas corona, tak bisa dilakukan dengan cepat oleh rumah sakit (RS).
"Kasus tsunami yang parah ini telah membanjiri infrastruktur perawatan kesehatan di negara bagian itu," kata Dr Shashank Joshi, anggota gugus tugas Covid Mumbai.
"Kali ini kami melihat orang-orang yang lebih muda antara 20 dan 40 menjadi terkena dampak serius dan bahkan anak-anak sekarang dirawat di rumah sakit dengan gejala yang parah. Kapasitas sistem perawatan kesehatan untuk bertahan semakin menyusut. "
India adalah pusat farmasi dunia, termasuk pabrikasi vaksin corona. Sejauh ini lebih dari 108 juta orang telah divaksin di negara dengan jumlah penduduk 1,3 miliar itu.
Namun akibat gelombang kedua corona yang sudah tak terbendung, India membatasi ekspor vaksin corona yang diproduksi dan obat corona Remdesivir. india juga akhirnya menyetujui pembelian vaksin Rusia, Sputnik V, untuk penggunaan darurat dan berencana memberi izin vaksin AS seperti Pfizer dan Moderna.
"Tingkat di mana kasus meningkat dalam gelombang ini jauh melebihi tingkat di mana kasus tumbuh pertama kali," kata Gautam Menon, profesor fisika dan biologi di Universitas Ashoka.
"Jelas ada bukti bahwa itu menyebar lebih cepat, menunjukkan bahwa kemungkinan lebih menular."