Presiden Joko Widodo meminta pemerintah daerah memantau dan mewaspadai wilayah-wilayah yang rawan mengalami kondisi luar biasa (KLB) seperti KLB campak dan gizi burukdi Kampung Nakai Distrik Pulau Tiga dan Kota Agats, Provinsi Papua.
"Pemda harus terus melihat, selalu memantau, mengelilingi daerah yang diperkirakan terjangkit penyakit dan gizi buruk," kata PresidenJokowi di Stadion Utama GBK Jakarta sebagaimana dikutip dari Antaranews.com, Minggu (14/1) malam.
Presiden yang juga didampingi Menkes Nila Moeloek, mengatakan medan di kawasan yang mengalami KLB itu sangat berat.
"Kita lihat medan di sana sangat berat sekali, contoh di Nduga, jalan ke Wamena saja empat hari, ke Asmat juga sama, lewat rawa, gunung, hambatan sangat berat dan biaya juga mahal," katanya.
Menurut Jokowi, dengan kondisi seperti itu pemda juga harus selalu memantau, mengelilingi daerah yang diperkirakan terjangkit penyakit, atau banyak kasus gizi buruk.
Ia menyebutkan untuk KLB campak di Papua, tim dari Kementerian Kesehatan sudah dikirim ke daerah itu beberapa waktu lalu.
"Yang kasus campak, Kemenkes sudah mengirim tim mulai September 2017 masuk ke sana. Memang medan sangat sulit," katanya.
Menurut Jokowi, pemda sudah tahu apa yang harus dilakukan jika ada kondisi KLB.
"Tim dari Kemenkes juga terus kirim dan pemda di sana juga ada rumah sakit. Penanganan yang terbaik adalah oleh daerah. Menteri sudah saya perintahkan untuk menangani kalau ada hal-hal yang luar biasa," katanya.
Sebelumnya dilaporkan telah terjadi KLB campak dan juga adanya gizi buruk di Kampung Nakai Distrik Pulau Tiga dan Kota Agats, Provinsi Papua.
Sampai dengan 8 Januari 2018 ini tercatat tujuh balita dirawat dengan gizi buruk di RSUD, lima di antaranya positif campak.
Pada tanggal 9 januari 2018 tercatat di Kampung Nakai, Distrik Pulau Tiga dua balita meninggal dunia, dan di kota Agats tercatat 12 Kasus campak dan tujuh kasus gizi buruk.
Tim Kesehatan sedang melakukan inspeksi ke kampung- kampung di Distrik Basim untuk pengobatan Campak, gizi kurang dan gizi buruk.